Ayat 31
۞ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ ٣١
31. Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.
Asbabun Nuzul
Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa pada masa jahiliah, seorang wanita berthawaf di Ka’bah dalam keadaan telanjang, hanya kemaluannya yang ditutupi dengan secarik kain. Sambil berthawaf ia bersyair, “Hari ini sebagian atau seluruhnya kelihatan, dan bagian yang kelihatan tidak aku halalkan.” Maka turunlah ayat, “… Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid,…. Dan turun pula ayat, “Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah….”
Ayat 184
اَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوْا مَا بِصَاحِبِهِمْ مِّنْ جِنَّةٍۗ اِنْ هُوَ اِلَّا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ ١٨٤
184. Apakah mereka tidak merenungkan bahwa teman mereka (Nabi Muhammad) tidak gila sedikit pun? Dia hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas.
Asbabun Nuzul
Ibnu Abi Hatim dan Abusy Syaikh meriwayatkan dari Qataadah, katanya, “Dikisahkan kepada kami bahwa Nabi saw. berdiri di atas bukit Shafa lalu menyeru orang-orang Quraisy. Beliau menyeru setiap marga, ‘Hai Bani Fulan, hai Bani Fulan…,’ memperingatkan mereka terhadap azab dan siksa Allah. Seseorang dari mereka berkata, “Sungguh orang ini telah gila, memanggil manggil keluarganya dari malam hingga pagi.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya, ‘Dan apakah mereka tidak merenungkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak gila. Dia (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas.”
Ayat 187
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ ١٨٧
187. Mereka menanyakan kepadamu (Nabi Muhammad) tentang kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentangnya hanya ada pada Tuhanku. Tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk yang) di langit dan di bumi. Ia tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentangnya hanya ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Asbabun Nuzul
Ibnu Jarir dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Hamal bin Abi Qusyair dan Samuel bin Zaid berkata kepada Rasulullah, “Beritahu kami kapan akan terjadi kiamat kalau engkau benar seorang nabi sebagaimana kamu klaim, sebab kami tahu kapan terjadinya!” Maka Allah menurunkan firman-Nya, “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat,….” Ia juga meriwayatkan dari Qataadah, ia berkata, “Orang-orang Quraisy mengatakan… (lalu ia menyebutkan riwayat yang senada).”
Ayat 204
وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ٢٠٤
204. Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.
Asbabun Nuzul
Ibnu Abi Hatim dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ayat, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’anfl, maka dengarkanlah dan diamlah,..,” turun tentang meninggikan suara dalam shalat di belakang Nabi saw.. Ia juga meriwayatkan darinya bahwa dahulu mereka berbicara pada waktu shalat sehingga turun ayat, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah,…” Ia meriwayatkan hal senada dari Abdullah bin Mughaffal. lbnu Jarir meriwayatkan hal serupa dari Ibnu Mas’ud.
Dan ia meriwayatkan dari az-Zuhri, ia berkata, “Ayat ini turun tentang seorang pemuda Anshar, yang membaca setiap ayat yang dibaca oleh Rasulullah.”
Sa’id bin Manshur mengatakan di dalam Sunan-nya, “Abu Ma’syar bercerita kepada kami bahwa Muhammad bin Ka’ab berkata, ‘Dahulu mereka berebutan mengambil dari Rasulullah. Apabila beliau membaca suatu ayat, mereka ikut-ikutan membacanya, hingga turun ayat ini yang terdapat dalam surah al-A’raaf,’ Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah,…”