MASIGNASUKAv102
1212694102616477524

66. Surat At-Tahrim

Ayat 1

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَآ اَحَلَّ اللّٰهُ لَكَۚ تَبْتَغِيْ مَرْضَاتَ اَزْوَاجِكَۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ١

Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu? Engkau ingin menyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Asbabun Nuzul

Imam Al-Hakim dan An-Nasai meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Anas bahwa suatu hari Rasulullah menggauli seorang budak wanita miliknya. Aisyah dan Hafshah lantas terus menerus memperbincangkan kejadian tersebut sampai akhirnya Rasulullah menjadikan budak itu bagi diri beliau (tidak akan digauli lagi). Allah lalu menurunkan ayat ini.


Ayat 2

قَدْ فَرَضَ اللّٰهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ اَيْمَانِكُمْۚ وَاللّٰهُ مَوْلٰىكُمْۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ ٢

Sungguh, Allah telah mewajibkan kepadamu membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Asbabun Nuzul

Dalam kitab Al-Mukhtaarah, Adh-Dhiya’ meriwayatkan sebuah riwayat dari Ibnu Umar dari Umar Ibnul-Khaththab yang berkata, “Rasulullah berkata kepada Hafshah, ‘Janganlah beritahukan saya kepada siapapun bahwa Ummu Ibrahim haram bagi saya untuk menyentuhnya kembali.’ Rasulullah kemudian memang tidak lagi menggaulinya hingga Hafshah membocorkan ucapan Rasulullah tersebut kepada Aisyah. Lalu Allah menurunkan ayat, “Sungguh, Allah telah mewajibkan kepadamu membebaskan diri dari sumpahmu,…’ “

Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Abu Hurairah yang berkata, “Suatu ketika Rasulullah menggauli Maria, seorang budak wanitanya, di rumah Hafshah.” Tiba-tiba Hafshah muncul dan mendapati Maria tengah bersama Rasulullah. Hafshah lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, kenapa harus di rumah saya, tidak di rumah istri-istri engkau yang lain?’ Rasulullah lalu berkata, ‘Wahai Hafshah, mulai saat ini haram bagi saya untuk menyentuhnya kembali. Rahasiakanlah ucapan saya ini dari siapa pun.’ Akan tetapi, ketika Hafshah keluar dan bertemu dengan Aisyah, ia lantas membocorkannya. Allah lalu menuruhnkan ayat 1, ‘Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu?…’ “

Al-Bazzar meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas yang berkata, “Ayat 1, ‘Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu?…’ diturunkan berkenaan dengan budak wanita Rasulullah.”

Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas yang berkata, “Suatu ketika, Rasulullah meminum madu di rumah Sauda. Ketika beliau pergi ke rumah Aisyah, Aisyah berkata, ‘Saya mencium bau (yang kurang sedap) dari mulut engkau.’ Ucapan yang sama juga disampaikan Hafshah ketika Rasulullah pergi ke rumahnya. Rasulullah lalu berkata, ‘Saya kira, bau tersebut berasal dari minuman yang saya minum di rumah Saudah. Demi Allah, saya tidak akan meminumnya lagi.’ Setelah itu, turunlah ayat 1, ‘Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu?…’ “

Riwayat terakhir ini memiliki penguat, yaitu riwayat yang terdapat di Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Mengomentari hal tersebut, Ibnu Hajar berkata, “Ada kemungkinan ayat ini turun berkenaan dengan kedua hal tersebut.”

Ibnu Saad meriwayatkan dari Abdullah bin Rafi’ yang berkata, “Saya pernah menanyakan kepada Ummu Salamah tentang sebab turunnya ayat 1, ‘Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu?…’ Ia lalu berkata, ‘Saya memiliki sekaleng kecil madu putih. Rasulullah menyukainya sehingga beliau terkadang menyendokkannya ke mulut. Suatu ketika, Aisyah berkata kepada beliau, ‘Memakan madu tersebut seperti memakan ‘urfuth (sejenis rerumputan).’ Akibatnya, Rasulullah lantas mengharamkan dirinya untuk memakannya. Tidak lama kemudian turunlah ayat ini.

Harits bin Usamah juga meriwayatkan dalam Musnadnya dari Aisyah yang berkata, “Tatkala Abu Bakar bersumpah tidak akan memberi nafkah lagi pada Misthah, Allah lalu menurunkan ayat 2, ‘Sungguh, Allah tekah mewajibkan kepadamu membebaskan diri dari sumpahmu…” Setelah itu, Abu bakar kembali menafkahinya.” Riwayat ini sebab turunnya sangat aneh.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, “Turunnya ayat 1, ‘Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu?…’ Berkenaan dengan seorang wanita yang menghibahkan dirinya kepada Rasulullah.”

Riwayat diatas juga sangat ganjil dan sanadnya lemah. 


Ayat 5

عَسٰى رَبُّهٗٓ اِنْ طَلَّقَكُنَّ اَنْ يُّبْدِلَهٗٓ اَزْوَاجًا خَيْرًا مِّنْكُنَّ مُسْلِمٰتٍ مُّؤْمِنٰتٍ قٰنِتٰتٍ تٰۤىِٕبٰتٍ عٰبِدٰتٍ سٰۤىِٕحٰتٍ ثَيِّبٰتٍ وَّاَبْكَارًا ٥

Jika dia (Nabi) menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu, perempuan-perempuan yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang beribadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.

Asbabun Nuzul

Tentang sebab turunnya ayat ini telah dikemukakan sebelumnya, yaitu ucapan Umar ibnul-Khaththab dalam surah Al-Baqarah