MASIGNASUKAv102
1212694102616477524

48. Surat Al-Fath

Ayat 1

اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙ ١

Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu kemenangan yang nyata

Asbabun Nuzul

Imam Al-Hakim dan yang lainnya meriwayatkan dari Al-Miswar bin Makhramah dan Marwan bin Al-Hakam berkata, “Surat Al-Fath diturunkan diantara Mekkah dan Madinah yang berkenaan dengan perihal Hudaibiyyah. Surat ini diturunkan dari awal surat hingga akhir surat.


Ayat 2

لِّيَغْفِرَ لَكَ اللّٰهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْۢبِكَ وَمَا تَاَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُّسْتَقِيْمًاۙ ٢

agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Nabi Muhammad) atas dosamu yang lalu dan yang akan datang, menyempurnakan nikmat-Nya atasmu, menunjukimu ke jalan yang lurus,

Asbabun Nuzul

Imam Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas yang berkata, “Sekembalinya dari Hudaibiyyah, diturunkan kepada Nabi Saw. Ayat ini. Nabi Saw. Lantas berkata kepada para sahabatnya, “Baru saja turun kepada saya sebuah ayat yang lebih saya sukai daripada seluruh isi bumi ini.” Beliau lantas membacakan ayat tersebut kepada mereka. Para sahabat serentak berkata, ‘Selamat dan sejahtera untuk engkau wahai Rasulullah. Allah telah menjelaskan apa yang akan dilakukannya terhadap engkau. Akan tetapi, kami tidak tahu apa yang akan Dia lakukan terhadap kami?!’ Lalu Allah menurunkan ayat, “Agar dia masukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga…” (Q.S. Al-Fath: 5)


Ayat 18

۞ لَقَدْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ يُبَايِعُوْنَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَيْهِمْ وَاَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًاۙ ١٨

Sungguh, Allah benar-benar telah meridai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Nabi Muhammad) di bawah sebuah pohon. Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu Dia menganugerahkan ketenangan kepada mereka dan memberi balasan berupa kemenangan yang dekat.

Asbabun Nuzul

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Salamah bin Akwa’ yang berkata, “Tatkala kami sedang berbincang-bincang, tiba-tiba seorang pesuruh Rasulullah berteriak keras, ‘Wahai sekalian manusia, mari berbai’at! mari berbai’at! Sesungguhnya Jibril saat ini tengah turun!’ Mendengar hal itu, kami dengan segera menghampiri Rasulullah yang ketika itu tengah berada di bawah sebatang pohon berwarna coklat. Kami lalu berbai’at beliau. Allah lantas menurunkan ayat ini.”


Ayat 24

وَهُوَ الَّذِيْ كَفَّ اَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ اَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ ۗوَكَانَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرًا ٢٤

Dialah (Allah) yang menahan tangan (mencegah) mereka dari (upaya menganiaya) kamu dan menahan tangan (mencegah) kamu dari (upaya menganiaya) mereka di tengah (kota) Makkah setelah Dia memenangkan kamu atas mereka. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Asbabun Nuzul

Imam Muslim, At-Tirmidzi dan An-Nasa’I meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. yang berkata, “ketika tengah berada di Hudaibiyyah, tiba-tiba datang delapan puluh orang bersenjata dari arah bukit Tan’im yang menerjang kearah Rasulullah dan para sahabat. Jelas sekali mereka bermaksud menyerang beliau secara mendadak. Akan tetapi, seluruh mereka berhasil dilumpuhkan. Rasulullah kemudian membebaskan mereka kembali. Allah lalu menurunkan ayat ini.”

Imam Muslim juga meriwayatkan hal serupa dari Salamah bin Akwa’

Imam Ahmad dan An-Nasa’I juga meriwayatkan riwayat yang sama dari Abdullah bin Mughaffal al-Muzni, demikian juga Ibnu Ishak dari Ibnu Abbas.


Ayat 25

هُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَصَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَالْهَدْيَ مَعْكُوْفًا اَنْ يَّبْلُغَ مَحِلَّهٗ ۚوَلَوْلَا رِجَالٌ مُّؤْمِنُوْنَ وَنِسَاۤءٌ مُّؤْمِنٰتٌ لَّمْ تَعْلَمُوْهُمْ اَنْ تَطَـُٔوْهُمْ فَتُصِيْبَكُمْ مِّنْهُمْ مَّعَرَّةٌ ۢبِغَيْرِ عِلْمٍ ۚ لِيُدْخِلَ اللّٰهُ فِيْ رَحْمَتِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۚ لَوْ تَزَيَّلُوْا لَعَذَّبْنَا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا ٢٥

Merekalah orang-orang yang kufur dan menghalang-halangi kamu (masuk) Masjidilharam dan (menghalangi pula) hewan-hewan kurban yang terkumpul sampai ke tempat (penyembelihan)-nya. Seandainya tidak ada beberapa orang laki-laki dan perempuan yang beriman yang tidak kamu ketahui (keberadaannya karena berbaur dengan orang-orang kafir, yaitu seandainya tidak dikhawatirkan) kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesulitan tanpa kamu sadari, (maka Allah tidak akan mencegahmu untuk memerangi mereka. Itu semua) karena Allah hendak memasukkan siapa yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka terpisah, tentu Kami akan mengazab orang-orang yang kufur di antara mereka dengan azab yang pedih.

Asbabun Nuzul

Imam Ath-Thabrani dan Abu Ya’la meriwayatkan dari Abu Jum’ah, dari Junaid bin Subu’ yang berkata, “Di pagi hari, saya memerangi Nabi Saw dalam keadaan kafir, sedangkan pada sore harinya saya berperang bersamanya dalam keadaan muslim. Pada saat itu, kami terdiri dari tiga orang laki-laki dan tujuh orang wanita. Berkenaan dengan kamilah turun ayat, ‘Dan kalau bukanlah karena ada beberapa orang beriman laki-laki dan perempuan yang tidak kamu ketahui, tentulah kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesulitan tanpa kamu sadari; (tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka).”


Ayat 27

لَقَدْ صَدَقَ اللّٰهُ رَسُوْلَهُ الرُّءْيَا بِالْحَقِّ ۚ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ اٰمِنِيْنَۙ مُحَلِّقِيْنَ رُءُوْسَكُمْ وَمُقَصِّرِيْنَۙ لَا تَخَافُوْنَ ۗفَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوْا فَجَعَلَ مِنْ دُوْنِ ذٰلِكَ فَتْحًا قَرِيْبًا ٢٧

Sungguh, Allah benar-benar akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenar-benarnya, (yaitu) bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, jika Allah menghendaki, dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala,696) dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut. Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan sebelum itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat.697)

696) Yang dimaksud dengan mencukur rambut kepala adalah tahalul setelah umrah.(697) Selang beberapa lama sebelum terjadi Perjanjian Hudaibiah, Nabi Muhammad saw. bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Makkah dan Masjidilharam. Sebagian mereka menggunduli rambut dan yang lain memendekkannya. Nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi. Kemudian, berita ini tersiar di kalangan kaum muslim, orang-orang munafik, serta orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah Perjanjian Hudaibiah tercapai dan kaum muslim gagal memasuki Makkah, orang-orang munafik memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi beliau adalah bohong belaka. Maka, turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan pada tahun yang akan datang. Sekiranya pada tahun terjadinya Perjanjian Hudaibiah itu kaum muslim memasuki kota Makkah, dikhawatirkan jiwa orang-orang Makkah yang menyembunyikan imannya akan terancam.

Asbabun Nuzul

Al-Faryabi dan Abdu bin Hamid, demikian juga Al-Baihaqi dalam kitab ad-dalaail meriwayatkan dari Mujahid yang berkata, “Ketika tengah berada di Hudabiyyah, diperlihatkan kepada Nabi Saw melalui mimpi, bahwa beliau dan para sahabat akan masuk ke Mekkah dengan aman dalam keadaan mencukur dan memendekkan rambut masing-masing. Akan tetapi, tatkala mereka terpaksa harus menyembelih kurban mereka di Hudaibiyyah, beberapa sahabat lantas berkata, ‘Wahai Rasulullah, mana realisasi dari mimpi itu?’ sebagai responnya, turunlah ayat ini.”