MASIGNASUKAv102
1212694102616477524

46. Surat Al-Ahqaf

Ayat 10

قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ وَكَفَرْتُمْ بِهٖ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى مِثْلِهٖ فَاٰمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ ١٠

Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika ia (Al-Qur’an) itu datang dari Allah dan kamu mengingkarinya, padahal seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an lalu dia beriman,689) sedangkan kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”

689) Yang dimaksud dengan seorang saksi dari Bani Israil ialah Abdullah bin Salam. Dia menyatakan keimanannya kepada Nabi Muhammad saw. setelah memperhatikan adanya kesesuaian antara ajaran Al-Qur’an dan Taurat, seperti tauhid, janji dan ancaman, kerasulan Nabi Muhammad saw., adanya kehidupan akhirat, dan sebagainya.

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dengan sanad yang shahih yang bersumber dari ‘Auf bin Malik Al-Asyja’I, bahwa Rasulullah Saw. Pergi bersama ‘Auf bin Malik ke gereja kaum Yahudi pada hari raya mereka. Mereka merasa tidak senang dengan kehadiranya. Rasulullah bersabda: “Hai kaum Yahudi! Hadapkan kepadaku dua belas orang dari kalian mengucapkan syahadat, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah. pasti Allah akan menggugurkan kemarahannya kepada setiap kaum Yahudi yang ada di bumi”. Mereka semuanya terdiam dan tak seorang pun yang menjawab. Setelah bubar, Rasulullah ditegur oleh salah seorang dari mereka dengan berkata: “Tunggulah sebentar hai Muhammad! Tampaknya engkaulah yang disebut dalam Taurat”. Orang itu pun balik bertanya kepada kaum Yahudi: “Siapakah aku ini sepengetahuan kalian?”. Mereka menjawab: “Demi Allah kami tidak mengenal seseorang yang lebih alim tentang kitab Allah, lebih pintar dari engkau dan dahulu tak ada seorang pun yang lebih pintar dari ayah atau kakekmu. Ia berkata: “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa ia adalah Nabi yang engkau dapati di dalam Taurat”. Kaum Yahudi berkata: “Engkau sungguh telah berbohong” sambil diseret dan dimakinya.

Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani yang bersumber dari Sa’d bin Abi Waqqash, bahwa yang dimaksud dengan ayat “wasyahida syahidum min bani israila ‘ala mitslihi” (Surat Al-Ahqaf: 10) ialah Abdullah bin Salam.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abdullah bin Salam, bahwa ayat “wasyahida syahidu” (Surat Al-Ahqaf: 10) turun berkenaan dengan Abdullah bin Salam, yang menegaskan bahwa Muhammad tertulis didalam Taurat.


Ayat 11

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَّا سَبَقُوْنَآ اِلَيْهِۗ وَاِذْ لَمْ يَهْتَدُوْا بِهٖ فَسَيَقُوْلُوْنَ هٰذَآ اِفْكٌ قَدِيْمٌ ١١

Orang-orang yang kufur berkata tentang orang-orang yang beriman, “Sekiranya Al-Qur’an itu adalah sesuatu yang baik, tentu mereka tidak pantas mendahului kami (beriman) kepadanya.”690) (Akan tetapi,) karena tidak mendapat petunjuk dengannya, mereka akan berkata, “Ini adalah kedustaan lama (yang disampaikan kembali).”

690) Orang-orang kafir itu mengejek umat Islam dengan mengatakan, “Sekiranya Al-Qur’an ini benar, tentu kami lebih dahulu beriman padanya daripada orang-orang miskin dan lemah itu, seperti Bilal, ‘Ammar, Suhaib, dan Khabbab.”

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah, bahwa kaum musyrikin berkata: “Kami paling mulia dan kami, dan kami….. dan kami…. Sekiranya terdapat kebaikan dalam Islam tentu kamilah yang paling dahulu masuk Islam!”. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa tersebut. Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari ‘Aun bin Syaddad.

Diriwayatkan pula oleh Ibnu Sa’d yang bersumber dari Ad-Dhahhak dan Al-Hasan, bahwa Umar bin Khatthab mampunyai hamba sahaya perempuan yang bernama zanin. Ia masuk Islam sebelum Umar dan bahkan Umar memukulnya karena keislamannya itu sampai ia bosan memukulnya. Kaum kafir Quraisy berkata: ‘Sekiranya memang agama Islam itu baik, tentu kami tidak akan terdahului oleh seorang hamba sahaya seorang pun”.


Ayat 17-19

وَالَّذِيْ قَالَ لِوَالِدَيْهِ اُفٍّ لَّكُمَآ اَتَعِدَانِنِيْٓ اَنْ اُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ الْقُرُوْنُ مِنْ قَبْلِيْۚ وَهُمَا يَسْتَغِيْثٰنِ اللّٰهَ وَيْلَكَ اٰمِنْ ۖاِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّۚ فَيَقُوْلُ مَا هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ ١٧ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِيْٓ اُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا خٰسِرِيْنَ ١٨ وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۚ وَلِيُوَفِّيَهُمْ اَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ ١٩

17.  Namun, orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, “Ah, kamu berdua! Apakah kamu berdua memperingatkanku bahwa aku akan dibangkitkan (dari kubur), padahal umat-umat sebelumku telah berlalu?” Sementara itu, kedua orang tuanya memohon pertolongan kepada Allah (seraya berkata,) “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah itu benar.” Lalu, dia (anak itu) berkata, “Ini hanyalah dongeng orang-orang dahulu.” 18.  Mereka itulah orang-orang yang pasti terkena ketetapan (azab) bersama umat-umat sebelum mereka dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang rugi. 19.  Setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah menyempurnakan balasan amal mereka serta mereka tidak dizalimi.

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim yang bersumber dari As-Suddi. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Al-Ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini (Surat Al-Ahqaf: 17) turun berkenaan dengan Abdurrahman bin Abi Bakar As-Shiddik yang mengucapkan “Cis” kepada ibu bapaknya yang telah masuk Islam. Ucapan ini ia kemukakan ketika ibu bapaknya menyuruhnya masuk Islam, tapi ia melawan bahkan pernah mendustakannya dengan mengatakan bahwa tokoh-tokoh utama Quraisy pun yang sudah mati tidak ada yang mau masuk Islam. Lama setelah kejadian ini Abdurrahman pun tergolong tokoh Islam. Maka turunlah ayat berikutnya (Surat Al-Ahqaf: 19) yang menegaskan bahwa taubatnya diterima oleh Allah Swt. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bersumber dari Yusuf bin Mahan, bahwa marwan berkata: “‘Abdurrahman bin ABi Bakar inilah yang menyebut “Cis” yang disebutkan dalam ayat ini (Surat Al-Ahqaf: 17). ‘Aisyah berkata di belakang hijab: “Allah tidak menurunkan Al-Qur’an sedikitpun berkenaan dengan kami, kecuali tentang peristiwa-peristiwa yang menyangkut uzurku”. Menurut Ibnu Hajar riwayat yang menerangkan penolakan ‘Asiyah itu isnadnya lebih sah dan lebih dapat diterima.


Ayat 29

وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْاۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ ٢٩

29. (Ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Nabi Muhammad) sekelompok jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an. Ketika menghadirinya, mereka berkata, “Diamlah!” Ketika (bacaannya) selesai, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan.

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah yang bersumber dari Ibnu Mas’ud, bahwa ketika Nabi Saw. Membaca Qur’an di tengah kebun kurma turunlah Sembilan jin diantaranya bernama Zuba’ah untuk mendengarkan serta mengingatkan kawan-kawannya untuk memperhatikan bacaan itu.