Ayat 19
وَجَعَلُوا الْمَلٰۤىِٕكَةَ الَّذِيْنَ هُمْ عِبٰدُ الرَّحْمٰنِ اِنَاثًا ۗ اَشَهِدُوْا خَلْقَهُمْ ۗسَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْـَٔلُوْنَ ١٩
Mereka menganggap para malaikat, hamba-hamba (Allah) Yang Maha Pengasih itu, berjenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaannya? Kelak kesaksian (yang mereka karang sendiri itu) akan dituliskan dan akan dimintakan pertanggungjawaban.
Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Qatadah, bahwa beberapa orang munafiq berkata: “Sesungguhnya Allah mempunyai besan bangsa Jin dan beranak cucu malaikat”. Maka turun ayat ini sebagai sanggahan atas ucapan mereka.
Ayat 31-32
وَقَالُوْا لَوْلَا نُزِّلَ هٰذَا الْقُرْاٰنُ عَلٰى رَجُلٍ مِّنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيْمٍ ٣١ اَهُمْ يَقْسِمُوْنَ رَحْمَتَ رَبِّكَۗ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيْشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۙ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗوَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ ٣٢
31. Mereka (juga) berkata, “Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada (salah satu) pembesar dari dua negeri ini (Makkah dan Taif)?” 32. Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzulnya telah dikemukakan di Surat Yunus (Surat Yunus: 2)
Ayat 57 -59
۞ وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلًا اِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّوْنَ ٥٧ وَقَالُوْٓا ءَاٰلِهَتُنَا خَيْرٌ اَمْ هُوَ ۗمَا ضَرَبُوْهُ لَكَ اِلَّا جَدَلًا ۗبَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُوْنَ ٥٨ اِنْ هُوَ اِلَّا عَبْدٌ اَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنٰهُ مَثَلًا لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۗ ٥٩
57. Ketika putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (suku Quraisy) bersorak karenanya. 58. Mereka berkata, “Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu, kecuali dengan maksud membantah saja. Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. 59. Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami anugerahkan nikmat (kenabian) kepadanya dan Kami jadikan dia sebagai pelajaran (tanda kekuasaan Kami) bagi Bani Israil.
Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang shahih dan Ath-Thabrani yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah berkata kepada kaum Quraisy: “Tak akan memberikan kebaikan sedikit pun sesuatu yang disembah selain Allah”. kaum Quraisy berkata: “Bukankah engkau menganggap bahwa Isa adalah Nabi dan seorang hamba yang saleh, padahal ia pun disembah”. Ayat ini (Surat Az-Zukhruf: 57-59) turun berkenaan dengan pertiwa diatas yang melukiskan kaum Quraisy yang selalu berusaha membantah ajaran Rasulullah Saw.
Ayat 80
اَمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوٰىهُمْ ۗ بَلٰى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُوْنَ ٨٠
80. Ataukah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar) dan utusan-utusan Kami (malaikat) mencatat di sisi mereka.
Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Muhamad bin Ka’ab Al-Qurazhi, bahwa ketika ketiga orang bangsa Quraisy dan Tsaqif duduk disisi Ka’bah, salah seorang dari mereka berkata: “Bagaimana pendapatmu, apakah Allah mendengar omongan kita?” yang lain menjawabnya: “Apabila kamu berbicara nyaring Ia akan mendengar, tapi jikakamu berbisik-bisik tentu Ia tidak akan mendengarnya”. Maka turunlah ayat ini sebagai bantahan atas ucapan mereka.
Ayat 36
وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ ٣٦
36. Siapa yang berpaling dari pengajaran (Allah) Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya). Maka, ia (setan) selalu menemaninya.
Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Qatadah, bahwa Al-Walid bin Mughirah berkata: “Sekiranya apa yang dikatakan Muhammad itu benar (bahwa Al-Qur’an itu dari Allah), pasti Al-Qur’an ini diturunkan kepadaku atau kepada Mas’ud Ats-Tsaqafi”. Maka turunlah ayat ini (Surat Az-Zukhruf: 31-32) yang menegaskan bahwa Allah yang berhak mengutus Nabi-Nya, sesuai dengan kekuasaan-Nya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muhammad bin Utsman Al-Makhzumi, bahwa kaum Quraisy berkata: “Dekati setiap sahabat Muhammad oleh salah seorang dari kita. Dan ditetapkan Thalhah untuk mendekati Abu Bakar”. Thalhah pun mendekati Abu Bakar yang sedang dikelilingi orang banyak. Berkata Abu Bakar: “Kepada ajaran yang manakah akan kau ajak aku ini?” ia menjawab: “Aku mengajak untuk menyembah Latta dan ‘Uzza”. Abu Bakar berkata: “Siapakah Latta dan ‘Uzza itu?” ia menjawab: “Latta adalah Tuhan kami dan ‘Uzza adalah putri Allah”. Abu Bakar berkata: “Siapakah ibunya?” Thalhah terdiam tak dapat menjawab dan menyuruh kepada teman-temannya untuk menjawabnya. Namun tak seorang pun yang dapat menjawabnya. Thalhah berkata: “Hai Abu Bakar saksikanlah, aku percaya bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah”. Maka Allah menurunkan ayat ini yang menegaskan bahwa orang-orang yang berpaling dari Allah selamanya akan ditemi setan.