Ayat 22
وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُوْنَ اَنْ يَّشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَآ اَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُوْدُكُمْ وَلٰكِنْ ظَنَنْتُمْ اَنَّ اللّٰهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيْرًا مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ ٢٢
22. Kamu tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu, bahkan kamu mengira Allah tidak mengetahui banyak tentang apa yang kamu lakukan.671)
671) Mereka melakukan dosa dengan terang-terangan karena menyangka bahwa Allah tidak mengetahui perbuatan mereka serta pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka tidak akan menjadi saksi di akhirat kelak atas perbuatan mereka.
Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani, Tirmidzi, Ahmad dan lain-lainnya yang bersumber dari Ibnu Mas’ud, bahwa tiga orang Quraisy dan Tsaqif berbantah-bantahan di Baitullah. Salah seorang dari mereka berkata: “Bagaimanakah pendapatmu, apa Allah mendengar apa yang kita katakan?” yang lainnya menjawab: “Jika kita berbiccara nyaring ia akan mendengar, tetapi jika berbisik tentu tidak”. Tapi seorang yang lainnya berkata: “Jika dapat mendengar di waktu kita bicara nyaring, pasti Ia mendengar bisikan kita”. Allah menurunkan ayat ini yang menegaskan bahwa penglihatan, pendengaran dan kulit mereka akan menjadi saksi.
Ayat 40
اِنَّ الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَا لَا يَخْفَوْنَ عَلَيْنَاۗ اَفَمَنْ يُّلْقٰى فِى النَّارِ خَيْرٌ اَمَّنْ يَّأْتِيْٓ اٰمِنًا يَّوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗاِعْمَلُوْا مَا شِئْتُمْ ۙاِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ ٤٠
40. Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami, (mereka) tidak tersembunyi dari Kami. Apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka itu lebih baik ataukah yang datang pada hari Kiamat dengan aman sentosa? Lakukanlah apa yang kamu kehendaki! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari basyir bin Fatah, bahwa ayat ini turun sebagai penjelasan adanya perbedaan antara Abu Jahl (seorang tokoh kafir Quraisy yang masuk neraka) dengan ‘Ammar bin Yasir (seorang abid Mukmin yang masuk surga)
Ayat 44
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِيًّا لَّقَالُوْا لَوْلَا فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ ۗ ءَاَ۬عْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَاۤءٌ ۗوَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًىۗ اُولٰۤىِٕكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍ ࣖ ٤٤
44. Seandainya Kami menjadikannya (Al-Qur’an) bacaan dalam bahasa selain Arab, niscaya mereka akan mengatakan, “Mengapa ayat-ayatnya tidak dijelaskan (dengan bahasa yang kami pahami)?” Apakah patut (Al-Qur’an) dalam bahasa selain bahasa Arab, sedangkan (rasul adalah) orang Arab? Katakanlah (Nabi Muhammad), “Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman, sedangkan orang-orang yang tidak beriman, pada telinga mereka ada penyumbat dan mereka buta terhadapnya (Al-Qur’an).673) Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.”
673) Mereka tidak melihat dari Al-Qur’an, kecuali fitnah-fitnah yang memang mereka cari.
Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair, bahwa orang-orang Quraisy berkata: “Mengapa Qur’an itu tidak diturunkan dengan bahasa ‘Ajam dan bahasa Arab?”. Maka turunlah ayat ini sebagai jawaban kepada mereka, bahwa walaupun Qur’an itu diturunkan bukan dalam bahasa Arab, pasti mereka akan menolak dengan meminta perincian lebih lanjut dengan bahasa ‘Ajam dan bahasa Arab. Kemudian turunlah ayat selanjutnya (Surat Fusshilat: 45) yang menegaskan bahwa apapun yang diturunkan oleh Allah, akan diperselisihkan oleh mereka sebagaimana terjadi pada kitab Taurat Musa.