MASIGNASUKAv102
1212694102616477524

36. Surat Yasin

Ayat 1-7

يٰسۤ ۚ ١ وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ ٢ اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ ٣ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ ٤ تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ ٥ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ ٦ لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ٧

1.  Yā Sīn.  2.  Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah, 3.  sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar salah seorang dari rasul-rasul 4.  (yang berada) di atas jalan yang lurus, 5.  (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang, 6.  agar engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyang mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai. 7.  Sungguh, benar-benar berlaku perkataan (ketetapan takdir) terhadap kebanyakan mereka, maka mereka tidak akan beriman.

Asbabun Nuzul

Diriwayatakn oleh Abu Nua’im di dalam kitab Ad-Dalail yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah Saw. Membaca surat As-Sajdah dengan nyaring, orang-orang Quraisy merasa terganggu merasa terganggu dan mereka bersiap-siap untuk menyiksa Rasulullah Saw. Tapi tiba-tiba tangan mereka terbelenggu di pundak-pundaknya dan mereka menjadi buta sama sekali. Mereka mengharapkan pertolongan Nabi Saw. Dan berkata: “Kami sangat mengaharapkan bantuanmu atas nama Allah dan atas nama keluarga”. Kemudia Rasulullah Saw. Berdo’a dan mereka pun sembuh, akan tetapi tak seorang pun dari mereka yang beriman. Berkenaan dengan peristiwa itu turunlah ayat ini (Surat Yasin: 1-10)


Ayat 8-9

اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ ٨ وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ ٩

8.  Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu (tangan mereka yang terbelenggu diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah. 9.  Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi (pandangan) mereka. Mereka pun tidak dapat melihat.

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dar ‘Ikrimah, bahwa Abu Jahl berkata: “Sekiranya aku bertemu dengan Muhammad, pasti aku akan menghasutnya”. Ketika Nabi Muhammad berada di sekitarnya, orang-orang menunjukkan bahwa Muhammad berada disisinya. Akan tetapi Abu Jahl tetap bertanya-tanya: “Mana dia”, karena dia tidak melihatnya. Ayat ini (Surat Yasin: 8-9) turun sebagai penjelasan bahwa pandangan Abu Jahl disaat itu ditutup oleh Allah untuk melihat Muhammad.


Ayat 12

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ ١٢

12.  Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz).

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dengan sanad hasan dan Al-Hakim dengan sanad shahih yang bersumber dari Sa’id Al-Khudri. Diriwayatkan pula oleh Ath-Thabrani yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa Banu Salamah bertempat tinggal dipinggir kota Madinah dan ingin pindah ke dekat masjid. Maka turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa setiap ucap langkah seseorang dicatat Allah swt. Setalh turunnya ayat ini, Nabi Saw. Menasehati Banu Salamah pindah dari tempat tinggalnya dengan sabdanya: “Sesungguhnya bekas telapak kaki kalian menuju masjid dicatat oleh Allah swt. Sebaiknya kalian pindah dari tempat itu”.


Ayat 77-83

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ ٧٧ وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ ٧٨ قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ ٧٩ ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ ٨٠ اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ ٨١ اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ٨٢ فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ ٨٣

77.  Tidakkah manusia mengetahui bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani? Kemudian tiba-tiba saja dia menjadi musuh yang nyata.

78.  Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal penciptaannya. Dia berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?”

645) Ayat ini terkait dengan kisah al-‘As bin Wa’il yang mendatangi Nabi Muhammad saw. dengan membawa tulang belulang yang sudah hancur, lalu berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh ini?”

79.  Katakanlah (Nabi Muhammad), “Yang akan menghidupkannya adalah Zat yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui setiap makhluk.

80.  (Dialah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian, seketika itu kamu menyalakan (api) darinya.”

81.  Bukankah Zat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan manusia yang serupa mereka itu (di akhirat kelak)? Benar. Dialah yang Maha Banyak Mencipta lagi Maha Mengetahui.

82.  Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah (sesuatu) itu.

83.  Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh Al-Hakim dengan sanad yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Al-‘Ash bin Wail menghadap kepada Rasulullah Saw. Dengan membawa tulang yang sudah rusak sambil mematah-matahkannya ia berkata: “Hai Muhammad, apakah Allah akan membangkitkan tulang yang sudah lapuk ini? Nabi Saw. Menjawab “Benar, Allah akan membangkitkan ini dan mematikan kamu dan menghidupkan kamu kembali serta memasukkan kamu ke neraka jahannam”. Ayat ini (Surat Yasin, 77-83) turun berkenaan dengan peristiwa diatas yang menegaskan kekuasaan Allah untuk membangkitkan manusia di hari kiamat. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi hatim yang bersumber dari Mujahid, ‘Ikrimah, ‘Urwah bin Zubair dan As-Suddi dengan tambahan bahwa orang tersebut bernama Ubay bin Khalaf.