MASIGNASUKAv102
1212694102616477524

35. Surat Fatir

 Ayat 8

اَفَمَنْ زُيِّنَ لَهٗ سُوْۤءُ عَمَلِهٖ فَرَاٰهُ حَسَنًاۗ فَاِنَّ اللّٰهَ يُضِلُّ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرٰتٍۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِمَا يَصْنَعُوْنَ ٨

8.  Maka, apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya (oleh setan), lalu menganggap baik perbuatannya itu (sama dengan yang mendapat petunjuk)? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan pilihannya) dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Maka, jangan engkau (Nabi Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap (sikap) mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh Juwaibir dari Adh-Dhahak yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Nabi Saw. Berdo’a: “Allahumma a’iz dinaka bi Umar bin Khatthab au bi Abi Jahl bin Hisyam”. Allah memberi hidayah kepada ‘Umar dan menyesatkan Abu Jahl. Ayat ini turun berkenaan dengan kedua orang ini.


Ayat 29

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ ٢٩

29.  Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an), menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi.

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh Abdul Ghani bin Sa’id Ats-Tsaqafi di dalam tafsirnya yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Hushain bin Al-Harits bin Abdul Mutthalib bin Abdi Manaf Al-Quraisy. Ayat ini menegaskan ciri-ciri yang diijabahi amalnya oleh Allah Swt.


Ayat 35

ۨالَّذِيْٓ اَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهٖۚ لَا يَمَسُّنَا فِيْهَا نَصَبٌ وَّلَا يَمَسُّنَا فِيْهَا لُغُوْبٌ ٣٥

35.  (Dia) yang menempatkan kami di tempat yang kekal (surga) dengan karunia-Nya. Di dalamnya kami tidak lelah dan lesu.”

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam kitab Al-Ba’ts dan Ibnu Abi Hatim dari Nafi’ bin Al-Harits yang bersumber dari Abdullah bin Abi ‘Aufa, bahwa ada seoranglaki-laki yang bertanya kepada Nabi Saw.: “Ya Rasulullah! Sesungguhnya tidur adalah kenikmatan dari Allah di dunia ini. Apakah nantidi surga kita tidur?”. Rasulullah menjawab: “Tidak ada! Karena tidur itu kawannya maut dan di surga tidak ada maut”. Ia bertanya lagi: “Bagaimana istirahat mereka itu. Pertanyaan ini menyinggung perasaan Rasulullah dengan sabdanya: “Tidak ada capek disurga, semuanya senang dan enak”. Ayat ini turun sebagai penegasan akan ucapan Rasulullah tadi.


Ayat 42

وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَىِٕنْ جَاۤءَهُمْ نَذِيْرٌ لَّيَكُوْنُنَّ اَهْدٰى مِنْ اِحْدَى الْاُمَمِۚ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ نَذِيْرٌ مَّا زَادَهُمْ اِلَّا نُفُوْرًاۙ ٤٢

42.  Mereka bersumpah atas (nama) Allah dengan sungguh-sungguh bahwa jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih banyak mendapat petunjuk daripada salah satu umat (yang lain). Akan tetapi, ketika pemberi peringatan datang kepada mereka, tidak menambah (apa-apa) kepada mereka, kecuali makin jauh dari (kebenaran)

Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abi Hilal, bahwa kaum Quraisy pernah berkata: “Sekiranya Allah mengutus Nabi dari golongan kami, tidak ada satu umat pun yang lebih taat kepada Tuhannya, dan lebih setia kepada Nabi-Nya dan tidak ada yang berpegang teguh kepada kitabnya kecuali kami”. Berkenaan dengan peristiwa tersebut diatas turunlah (surat Ash-Shaffat: 167-170), (Surat Al-An’am: 157 dan Surat Fathir: 42) yang menggambarkan bahwa ucapanya itu tidak sesuai dengan kenyatannya. Demikian juga kaum Yahudi pernah berkata: “Kami mendapatkan Nabi yang akan diutus”, dengan harapan bahwa dengan datangnya Nabi itu mereka akan dapat keunggulan dari kaum Nashara.