Ayat 51
۞ وَلَقَدْ وَصَّلْنَا لَهُمُ الْقَوْلَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ ۗ ٥١
51. Sungguh, Kami benar-benar telah menurunkan perkataan itu (Al-Qur’an) secara berkesinambungan untuk mereka agar selalu mengingat(-nya).
Asbabun Nuzul
Ibnu Jarir dan ath-Thabrani meriwayatkan dari Rifa’ah al-Qurazhi bahwa ayat, “Dan sungguh, Kami telah menyampaikan perkataan ini (Al-Qur’an),” turun tentang sepuluh orang, ia adalah salah satunya. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ali bin Rifa’ah bahwa sepuluh orang Ahli Kitab, di antaranya Abu Rifa’ah (yakni ayahnya), pergi menemui Nabi saw. dan beriman, lalu mereka disakiti. Maka turunlah ayat 52,’Orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka Al-Kitab…’ Ia meriwayatkan dari Qatadah, dia berkata, “Kami diberi tahu bahwa ayat ini turun tentang beberapa orang Ahli Kilab yang dahulu berada di atas kebenaran, lalu mereka beriman ketika Allah mengutus Muhammad. Di antara mereka adalah Salman dan Abdullah bin Sallam.”
Ayat 56
اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ٥٦
56. Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) tidak (akan dapat) memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Dia paling tahu tentang orang-orang yang (mau) menerima petunjuk.
Asbabun Nuzul
Muslim dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda kepada pamannya, “Ucapkan laa ilaaha illallah agar aku dapat bersaksi untukmu di akhirat!” Sang paman menjawab, “Seandainya wanita-wanita Quraisy tidak akan mengejekku dengan mengatakan, ‘Dia melakukannya karena ketakutan,’ niscaya sudah kuturuti keinginanmu sehingga kamu senang!” Maka Allah menurunkan ayat, “Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi,…”
An-Nasa’i dan Ibnu ‘Asakir dalam Taariikh Dimasyq meriwayatkan dengan sanad yang bagus dari Abu Sa’id bin Rafi’, dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Ibnu Umar tentang ayat ini, apakah turun tentang Abu Jahal dan Abu Thalib? Ia menjawab, Ibnu Jarir meriwayatkan dan al-‘Aufi dan Ibnu Abbas bahwa sejumlah orang Quraisy berkata kepada Nabi saw., “Kalau kami mengikutimu, pasti orangorang mengusir kami!” Maka turunlah ayat ini.
An-Nasa’i meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa al-Harits bin ‘Amir bin Naufal adalah orang yang mengatakan demikian.
Ayat 61
اَفَمَنْ وَّعَدْنٰهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَاقِيْهِ كَمَنْ مَّتَّعْنٰهُ مَتَاعَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ مِنَ الْمُحْضَرِيْنَ ٦١
61. Maka, apakah orang yang Kami janjikan kepadanya janji yang baik (surga) lalu dia memperolehnya sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kesenangan hidup duniawi566) kemudian pada hari Kiamat dia termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?
566) Mereka adalah orang yang diberi kenikmatan duniawi, tetapi tidak menggunakannya untuk mencari kebahagiaan akhirat. Di akhirat nanti dia akan diseret ke dalam neraka.
Asbabun Nuzul
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid tentang firman-Nya,'”Maka apakah sama orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga),”‘ia berkata, “Ayat ini turun tentang Nabi saw. dan Abu Jahal bin Hisyam.”
Ia meriwayatkan dari lain darinya bahwa ia turun tentang Hamzah dan Abu Jahal.
Ayat 85
اِنَّ الَّذِيْ فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لَرَاۤدُّكَ اِلٰى مَعَادٍ ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ مَنْ جَاۤءَ بِالْهُدٰى وَمَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ٨٥
85. Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan engkau (Nabi Muhammad untuk menyampaikan dan berpegang teguh pada) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali.569) Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tuhanku paling mengetahui siapa yang membawa petunjuk dan siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
569) Yang dimaksud dengan tempat kembali adalah kota Makkah. Allah Swt. berjanji bahwa Nabi Muhammad saw. akan kembali ke Makkah sebagai orang yang menang. Peristiwa ini terjadi pada tahun kedelapan Hijriah, pada waktu Nabi saw. menaklukkan Makkah. Inilah salah satu mukjizat Nabi Muhammad saw.
Asbabun Nuzul
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari adh-Dhahhak bahwa ketika Nabi saw. keluar dari Mekah dan tiba di al-Juhfah, beliau merasa rindu kepada Mekah. Maka Allah menurunkan ayat ini