Ayat 3
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّجَادِلُ فِى اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّيَتَّبِعُ كُلَّ شَيْطٰنٍ مَّرِيْدٍۙ ٣
3. Di antara manusia ada yang berdebat tentang Allah tanpa ilmu dan (hanya) mengikuti setiap (langkah dan tipu daya) setan yang sangat jahat.
Asbabun Nuzul
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari abu malik. Ayat ini turun tentang an-Nadhr bin Haris.
Ayat 11
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍۚ فَاِنْ اَصَابَهٗ خَيْرُ ِۨاطْمَئَنَّ بِهٖۚ وَاِنْ اَصَابَتْهُ فِتْنَةُ ِۨانْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖۗ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ ١١
11. Di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi (tidak dengan penuh keyakinan). Jika memperoleh kebaikan, dia pun tenang. Akan tetapi, jika ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang (kembali kufur). Dia merugi di dunia dan akhirat. Itulah kerugian yang nyata.
Asbabun Nuzul
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dahulu ada orang yang datang ke madinah lalu masuk Islam. Kemudian kalau istrinya melahirkan bayi laki-laki dan kudanya beranak, ia mengatakan,’ ini agama yang baik.’ Tapi kalau istrinya tidak melahirkan bayi laki-laki dan kudanya tidak beranak, ia berkata,’ini agam yang buruk.’ Maka Allah menurunkan ayat ini.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Athiyyah dari Ibnu Mas’ud bahwa seorang laki-laki Yahudi masuk Islam, lalu matanya menjadi buta, harta bendanya habis dan anaknya mati. Sehingga dia menimpakan kesalahan kepada Islam. Ia berkata, “aku tidak mendapat apa-apa yang baik dari agamaku ini. Mataku menjadi buta, hartaku habis dan anakku mati.’ Maka turunlah ayat ini.
Ayat 19
۞ هٰذَانِ خَصْمٰنِ اخْتَصَمُوْا فِيْ رَبِّهِمْ فَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِّنْ نَّارٍۗ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوْسِهِمُ الْحَمِيْمُ ۚ ١٩
19. Inilah dua golongan (mukmin dan kafir) yang bertengkar. Mereka bertengkar tentang Tuhan mereka. Bagi orang-orang yang kufur dibuatkan pakaian dari api neraka. Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang mendidih.
Asbabun Nuzul
Bukhari dan Muslim dan lainnya meriwayatkan dari abu dzar bahwa ayat ini turun tentang hamzah, ubaidah ibnul haris, ali bin abi thalib, uthbah bin rabiah, syaibah bin rabiah dan alwalib bin Uthbah.
Al-Hakim meriwayatkan dari Ali. Tentang kamilah ayat ini turun, tatkala kami tarung duel dalam perang badar. Al-hakim meriwayatkan dari jalur selain Ali. Bahwa ayat ini turun tentang orang-orang yang bertarung duel dalam perang badar, yaitu hamzah, ubaidah ibnul haris, ali bin abi thalib, uthbah bin rabiah, syaibah bin rabiah dan alwalib bin Uthbah.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun tentang ahli kitab yang berkata kepada mu’minin,’ kami lebih berhak atas Allah dari kalian. Kami lebih dulu menerima kitab dan nabi kami diutus sebelum nabi kalian.’ Maka kaum Mu’minin menjawab, “kami lebih berhak atas Allah. Kami beriman kepada Muhammad dan beriman kepada Nabi kalian serta kepada semua kitab yang telah diturunkan Allah. Ibnu abi Hatim meriwayatkan hal senada dari Qatadah.
Ayat 25
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ الَّذِيْ جَعَلْنٰهُ لِلنَّاسِ سَوَاۤءً ۨالْعَاكِفُ فِيْهِ وَالْبَادِۗ وَمَنْ يُّرِدْ فِيْهِ بِاِلْحَادٍۢ بِظُلْمٍ نُّذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ ࣖ ٢٥
25. Sesungguhnya orang-orang yang kufur dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan (dari) Masjidilharam yang telah Kami jadikan (terbuka) untuk semua manusia, baik yang bermukim di sana maupun yang datang dari luar (akan mendapatkan siksa yang sangat pedih). Siapa saja yang bermaksud melakukan kejahatan secara zalim di dalamnya pasti akan Kami jadikan dia merasakan sebagian siksa yang pedih.
Asbabun Nuzul
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw mengutus Abdullah bin Unais bersama dua orang; muhajirin dan ANshar. Mereka saling membanggakan nasabb, tiba-tiba Abdullah bin Unais marah dan membunuh orang Anshar itu lalu murtad dan lari ke Mekah. Maka turunlah ayat ini.
Ayat 27
وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ ٢٧
27. (Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.
Asbabun Nuzul
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid bahwa dahulu mereka tidak berkendaraan. Maka Allah menurunkan ayat ini. Memerintahkan mereka membawa bekal serta membolehkan mereka naik kendaraan dan membawa barang dagangan.
Ayat 37
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ٣٧
37. Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.
Asbabun Nuzul
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa dahulu orang-orang jahiliah mengolesi ka’bah dengan daging dan darah unta. Maka para sahabat berkat, “kita lebih layak untuk mengolesinya.” Maka Allah menurunkan ayat ini.
Ayat 39
اُذِنَ لِلَّذِيْنَ يُقَاتَلُوْنَ بِاَنَّهُمْ ظُلِمُوْاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى نَصْرِهِمْ لَقَدِيْرٌ ۙ ٣٩
39. Diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa membela mereka.
Asbabun Nuzul
Ahmad, Tirmidzi dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw pergi meninggalkan Mekah. Maka Abu Bakar berkata,” mereka mengusir Nabi mereka. Pasti mereka binasa.” Maka turunklah ayat ini.
Ayat 52
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ وَّلَا نَبِيٍّ اِلَّآ اِذَا تَمَنّٰىٓ اَلْقَى الشَّيْطٰنُ فِيْٓ اُمْنِيَّتِهٖۚ فَيَنْسَخُ اللّٰهُ مَا يُلْقِى الشَّيْطٰنُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ۙ ٥٢
52. Kami tidak mengutus seorang rasul dan tidak (pula) seorang nabi sebelum engkau (Nabi Muhammad), kecuali apabila dia mempunyai suatu keinginan,505) setan pun memasukkan (godaan-godaan) ke dalam keinginannya itu. Lalu, Allah menghapus apa yang dimasukkan setan itu, kemudian Allah memantapkan ayat-ayat-Nya (dalam hati orang-orang beriman). Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana,
505) Sebagian mufasir mengartikan tamannā dengan ‘membaca’ dan umniyyatihi dengan ‘bacaannya.’ Maksudnya, apabila Nabi saw. membaca suatu ayat yang isinya memberikan peringatan kepada orang-orang kafir, mereka segera mengikuti bacaan Nabi saw. dengan tambahan kata-kata yang membenarkan keyakinan mereka.
Asbabun Nuzul
Ibnu abi Hatim, Ibnu Jarir dan ibnul Mundzir meriwayatkan dengan sanada yang shahih dari ibnu az-Zubair bahwa Nabi saw di Mekah membaca, “demi bintang..” sampai pada ayat ke 20. Maka setan berkata,” itu termasuk kenikmatan yang paling utama dan sesungguhnyapertolongan mereka (latta dan uzza) sangatlah dibutuhkan, sehingga ornag-orang musyrik berkata,” sebelum ini dia tidak pernah memuji tuhan-tuhan kita.” Maka beliau sujud dan mereka pun iktu sujud. Maka turunlah ayat ini. Diriwayatkan juga oleh al-Bazzar dan ibnu Mardawaih dari said ibnuz zubair dari Ibnu Abbas.
Hadis ini tidak diriwayatkan secar Muttashil kecuali dengan sanad ini. Hanya Umayyah bin Khalid yang meriwayatkannya secara muttashil , dan ia adalah orang yang Tsiqah dan Masyhur. Sedangkan Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan sanad yang didalamnya terdapat al-Waqidi. Ibnu Mardawaih menyebutkannya dari al-kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas. Sementara Ibnu Jarir dari al-Aufi dari Ibnu Abbas. Ibnu ishaq menyebutkannya dalam as-sirah dari Muhammad bin Ka’ab. Musa bin Uqbah dari Ibnu Syihab. Ibnu Jarir dari Muhammad bin Qais. Ibnu abi Hatim dari as-Suddi. Semuanya dengan makna yang sama. Dan semua riwayat itu, jika tidak dhaif, maka Munqthi’ , kecuali jalur Ibnu Jubair yang pertama. Ibnu hajar berkata, “akan tetapi banyaknya jalur periwayatan menunjukan bahwa kisah tersebut punya asal, disamping dia punya dua jalur yang shahih-sekalipun mursal yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, salah satunya dari az-Zuhri dari Abu Bakr bin Abdurrahman bin al-Haris bin Hisaym dan yang kedua dari Dawud bin Abi Hind dari abul Aliyah. Tidak benar perkataan Ibnul Arabi dan Iyadh bahwa riwayat-riwayat ini batil dan tidak punya landasan.
Ayat 60
۞ ذٰلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوْقِبَ بِهٖ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ ٦٠
60. Demikianlah, siapa yang membalas seimbang dengan penganiayaan yang telah dia derita kemudian dia dizalimi (lagi) pasti akan ditolong oleh Allah. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Asbabun Nuzul
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari muqatil bahwa ayt ini turun tentang pasukan yang dikirim Nabi saw dan mereka berjumpa dengan orang-orang musyrik pada dua malam terakhir di bulan muharram. Orang-orang musyrik berkata, “serang saja para sahabat Muhammad, mereka mengharamkan perang di bulan haram.” Sementara itu para sahabat menyeru mereka, mengingatkan mereka pada Allah, agar mereka tidak menyerang, sebab mereka tidak membolehkan perang dalam bulan haram, kecuali terhadap orang yang menyerang mereka. Orang-orang musyrik menyerang lebih dahulu, maka para sahabat pun melawan. Mereka bertempur dan Allah memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin. Maka turunlah ayat ini.