Ayat 15
مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا ١٥
15. Siapa yang mendapat petunjuk, sesungguhnya ia mendapat petunjuk itu hanya untuk dirinya. Siapa yang tersesat, sesungguhnya (akibat) kesesatannya itu hanya akan menimpa dirinya. Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kami tidak akan menyiksa (seseorang) hingga Kami mengutus seorang rasul.
Asbabun Nuzul
Ibnu abdil barr meriwayatkan dalam at-Tamhid dengan snad yang lemah dari Aisyah. Khadijah pernah bertanya kepda Rasulullah tentang anak-anak musyrikin. Beliau menjawab, ‘mereka bersama-sama dengan orang tua mereka’ Kemudian aku bertanya setelah itu dan beliau menjawab,’Allah lebih mengetahui apa yang dahulu mereka perbuat.’ Aku kembali bertanya setelah islam sempurna. Maka turunlah ayat ini. Beliau bersabda’ mereka berada di atas fitrah” aau bersabda, ‘….. di surga’
Ayat 26
وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا ٢٦
26. Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Asbabun Nuzul
At-Tabrani dan lainnya meriwayatkan dari abu said al-Khudri bahwa ketika turun, ‘dan berikanlah kepada kerabat dekat haknya…’ Rasulullah memanggil Fatimah lalu memberinya Fadak. Ibnu Katsir berkata,”hadis ini bermasalah, sebab ia mengisyaratkan bahwa ayat ini surat Madaniyah, padahal menurut pendapat yang masyhur tidak demikian. Ibnu Mardawaih meriwayatkan hal serupa dengan Ibnu Abbas.
Ayat 28
وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاۤءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا ٢٨
28. Jika (tidak mampu membantu sehingga) engkau (terpaksa) berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, ucapkanlah kepada mereka perkataan yang lemah lembut.
Asbabun Nuzul
Said bin Manshur meriwayatkan dari atha al-khurasani bahwa beberapa orang dari suku Muzaniah datang meminta Rasulullah memberi mereka hewan tunggangan, tapi beliau menjawab, “aku tidak mempunyai hewan tunggangan untuk kalian”. Maka mereka pergi dengan air mata bercucuran karena sedih. Mereka mengira Rasulullah sedang marah. Maka allah menurunkan ayat ini.
Ibnu jarir meriwayatkan dari ad-Dhahhak. Ayat ini tentang orang-orang miskin yang meminta-minta kepada Nabi saw.
Ayat 29
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا ٢٩
29. Janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir) dan jangan (pula) engkau mengulurkannya secara berlebihan sebab nanti engkau menjadi tercela lagi menyesal.
Asbabun Nuzul
Said bin manshur meriwayatkan dari Sayyar abul Hakam. Rasulullah mendapat kiriman pakaian. Karena beliau sangat dermawan, beliau pun membagikannya kepada orang-orang. Saat itu datang beberapa orang, tapi barang itu sudah habis beliau bagikan. Maka turunlah ayat ini.
Ibnu mardawaih dan lainnya meriwayatkan dari ibnu masud. Seorang bocah mendatangi Nabi saw dan berkata,’Ibu saya minta ini dan itu’ Beliau menjawab,’ Hari ini kami tidak punya apa-apa.’ Anak tersebut berkata,’ kalau begitu berikan baju anda’ Beliau pun menanggalkan bajunya dan menyerahkannya, sehingga beliau hanya dapat tinggal tanpa baju di rumah. Lalu Allah menurunkan ayat ini.
Ayat 45
وَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ حِجَابًا مَّسْتُوْرًاۙ ٤٥
45. Apabila engkau (Nabi Muhammad) membaca Al-Qur’an, Kami adakan suatu tabir yang tertutup antara engkau dan orang-orang yang tidak beriman pada kehidupan akhirat.
Asbabun Nuzul
Ibnul munzir meriwayatkan dari ibnu Hayyan dari syihab. Apabila Rasulullah membaca quran kepada kaum Musyrik dan menyeru mereka untuk mengimaninya, mereka berkata sambil mengejek, ‘….hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau serukan pada kami…(41:5). Maka Allah menurunkan ayat ini
Ayat 56
قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ فَلَا يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيْلًا ٥٦
56. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah mereka yang kamu anggap (tuhan)430) selain Dia. Mereka tidak akan mampu menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengalihkannya.”
430) Maksudnya adalah apa yang diyakini mereka sebagai tuhan, yaitu berhala, malaikat, jin, dan sebagainya.
Asbabun Nuzul
Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari ibnu Masud. Dulu sejumlah manusia menyembah segolongan jin, lalu jin itu masuk Islam tapi manusia penyembah mereka tetap berpegang kepada agama mereka. Maka Allah menurunkan ayat ini.
Ayat 59
وَمَا مَنَعَنَآ اَنْ نُّرْسِلَ بِالْاٰيٰتِ اِلَّآ اَنْ كَذَّبَ بِهَا الْاَوَّلُوْنَۗ وَاٰتَيْنَا ثَمُوْدَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوْا بِهَاۗ وَمَا نُرْسِلُ بِالْاٰيٰتِ اِلَّا تَخْوِيْفًا ٥٩
59. Tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang-orang terdahulu. Kami telah berikan kepada kaum Samud unta betina (sebagai mukjizat) yang jelas, tetapi mereka menganiayanya (dengan menyembelihnya). Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu kecuali untuk menakut-nakuti.
Asbabun Nuzul
Al-Hakim, at-Tabrani dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas. Penduduk mekah meminta Nabi saw mengubah bukit shafa menjadi emas dan meratakan gunung-gunung agar mereka dapat bercocok tanam. Allah swt berpesan kepada beliau, ‘kalau kamu menghendaki, kamu dapat meminta penangguhan buat mereka. Dan kalu kamu mau, kamu bias saja mewujudkan permintaan mereka. Dan kalau mereka tetap ingkar, mereka pasti hancur binasa sebagaimana telah Ku binasakan kaum-kaum sebelum mereka.’ Rasulullah menjawab, ‘aku mau memintakan penangguhan buat mereka. Maka Allah menurunkan ayat ini. At-Thabrani dan ibnu Mardawaih meriwayatkan hal senada secara lebih ringkas dari Ibnu az-Zubair.
Ayat 60
وَاِذْ قُلْنَا لَكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِۗ وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِ ۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا ࣖ ٦٠
60. (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepadamu, “Sesungguhnya Tuhanmu (dengan ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi seluruh manusia.” Kami tidak menjadikan ru’yā432) yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk433) dalam Al-Qur’an. Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.
432) Menurut sebagian mufasir, yang dimaksud ru’yā di sini berkaitan dengan peristiwa Isra Mikraj sehingga maknanya adalah ‘penglihatan Nabi ketika Isra Mikraj’. Adapun menurut sebagian mufasir lainnya, ru’yā ini berkaitan dengan Perang Badar. Maka, maknanya adalah ‘mimpi yang dialami Rasulullah sebelum peristiwa Perang Badar’.
(433) Pohon terkutuk itu adalah pohon zaqum (lihat dalam surah aṣ-Ṣāffāt/37: 62 dan ad-Dukhān/44: 43).
Asbabun Nuzul
Abu Ya’la meriwayatkan dari ummu hani bahwa setelah Nabi saw menjalankan Isra Mi’raj, pagi harinya beliau menceritakan kepada beberapa orang quraisy sehinga mereka mengejek beliau. Mereka meminta bukti, maka beliau pun menggambarkan keadaan Baitulmaqdis, juga menceritakan kisah kafilah dagang. Maka al-walid bin Mughirah berkata, “ia adalah tukang sihir”. Maka Allah menurunkan ayat ini. Ibnul Mundzir meriwayatkan hal serupa dari al-Hasan.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari al-Husain bin Ali bahwa Rasulullah pada suatu hari berada dalam keadaan murung. Lalu seseorang bertanya,”ada apa wahai Rasulullah ? jangan pedulikan mereka. Sesungguhnya ru’ya itu adalah ujian bagi mereka. Maka Allah menurunkan ayat ini. Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari sahl bin sa’ad. Ibnu abi Hatim meriwayatkan hal senada dari hadis Amr bin Ash, hadis Ya’la bin Murrah dan Mursal Sa’id bin al-Musayyab.semua sanadnya lemah. Firman-Nya, “…..dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (zaqqum) dalam al-Quran..”
Ibnu abi Hatim dan al-Baihaqi meriwayatkan dalam al-Ba’ts dari Ibnu abbas. Ketika Allah menyebutkan az-zaqqum untuk menakut-nakuti Quraisy, abu jahal berkata,’ tahukah kalian zaqqum ini, yang dipakai Muhammad untuk menakut-nakuti kalian? Mereka menjawab, ‘Tidak’ Ia berkata,” bubur campur keju. Sungguh kalau kami mendapatkannya, kami akan menelannya.’ Maka Allah menurunkan firmannya surat ad-Dukhan:43-44)
Ayat 73-75
وَاِنْ كَادُوْا لَيَفْتِنُوْنَكَ عَنِ الَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهٗۖ وَاِذًا لَّاتَّخَذُوْكَ خَلِيْلًا ٧٣ وَلَوْلَآ اَنْ ثَبَّتْنٰكَ لَقَدْ كِدْتَّ تَرْكَنُ اِلَيْهِمْ شَيْـًٔا قَلِيْلًا ۙ ٧٤ اِذًا لَّاَذَقْنٰكَ ضِعْفَ الْحَيٰوةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيْرًا ٧٥
73. Sesungguhnya mereka hampir memalingkan engkau (Nabi Muhammad) dari (apa) yang telah Kami wahyukan kepadamu agar engkau mengada-ada yang lain terhadap Kami. Jika demikian, tentu mereka menjadikan engkau sahabat yang setia. 74. Seandainya Kami tidak memperteguh (hati)-mu, niscaya engkau hampir saja condong sedikit kepada mereka. 75. Jika demikian, tentu akan Kami rasakan kepadamu (siksaan) dua kali lipat di dunia dan dua kali lipat setelah mati. Kemudian, engkau (Nabi Muhammad) tidak akan mendapati seorang penolong pun terhadap Kami.
Asbabun Nuzul
Ibnu Mardawaih dan Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari Ishaq dari Muhammad dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Umayyah bin Khalaf, abu Jahl bin hisyam dan sejumlah pembesar Quraisy lainnya mendatangi Rasulullah dan berkata, “Hai Muhammad, sembahlah tuhan kami, nanti kami akan masuk agamamu.” Rasulullah tidak enak hati kalau berseteru dengan kaumnya dan beliau berharap mereka masuk islam, maka dari itu beliau bersikap lunak terhadap mereka.maka Allah menurunkan ayat ini hingga ayat 75. Ini adalah riwayat yang paling shahih tentang ayat ini. Sanadnya jayyid dan ada riwayat lain yang menguatkannya.
Abu syaikh meriwayatkan dari sa’id bin zubair bahwa dahulu Rasulullah biasanya mengusap Hajar Aswad. Maka orang Quraisy pun berkata,” kami tidak akan membiarkanmu mengusapnya kecuali kalau kamu mengusap tuhan-tuhan kami”. Maka Rasulullah berkata dalam hati,”apa salahnya kalau aku lakukan , sementara Allah pun mengetahui aku tidak menyetujuinya. Maka turunlah ayat ini.
Abu syaikh juga meriwayatkan yang serupa dari ibnu shihab. Sementara dari jubair bin nufair ia meriwayatkan bahwa Quarisy mendatangi Nabi saw, lalu berkata,”kalau benar kamu diutus kepada kami, usirlah orang-orang rendahan dan bekas budak yang mengikutimu agar kamilah yang menjadi sahabatmu.” Rasulullah lalu bergaul dengan mereka hingga turunlah ayat ini.
Dia juga meriwayatkan dari Muhammad bin ka’ab al-Qarzhi bahwa Nabi saw membaca,”demi bintang… hingga ayat 19. Lalu setan membisikan kepada beliau,”itu termasuk kenikmatan yang paling utama dan sesungguhnya pertolongan mereka(latta dan uzza) sangatlah dibutuhkan. Maka turunlah ayat 76 surat al-isra. beliau tetap bersedih hingga Allah menurunkan ayat 22 surat al-Hajj.
Ini menunjukkan bahwa ayat-ayat ini surat makiyah. Adapun yang mengatakan bahwa ini ayat madaniah beralasan dengan riwayat ibnu Mardawaih dari al-Aufi dari ibnu Abbas bahwa orang-orang Tsaqif berkata kepad Nabi saw,” beri kami waktu satu tahun agar kami memberikan persembahan kepada tuhan-tuhan kami. Kalau kamu sudah memiliki barang-barang persembahan maka kami akan menyimpannya, lalu kami masuk Islam dan meghancurkan Tuhan-tuhan itu”. Maka Rasulullah hendak memberikan tangguhan waktu buat mereka. Sanad hadis ini lemah.
Ayat 76
وَاِنْ كَادُوْا لَيَسْتَفِزُّوْنَكَ مِنَ الْاَرْضِ لِيُخْرِجُوْكَ مِنْهَا وَاِذًا لَّا يَلْبَثُوْنَ خِلٰفَكَ اِلَّا قَلِيْلًا ٧٦
76. Sesungguhnya mereka hampir membuatmu (Nabi Muhammad) gelisah di negeri (Makkah) untuk mengusirmu dari negeri itu. Kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak akan tinggal (bertahan), kecuali sebentar saja.434)
434) Sekiranya Nabi Muhammad saw. benar-benar diusir oleh penduduk Makkah, niscaya mereka tidak akan lama hidup di dunia karena Allah Swt. segera akan membinasakan mereka. Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah bukan karena pengusiran kaum Quraisy, melainkan semata-mata karena perintah Allah Swt.
Asbabun Nuzul
Ibnu abi Hatim dan al-Baihaqi dalam ad-dalail meriwayatkan dari hadis Syarh bin HAusyab dari Abdurrahman bin Ghunm bahwa orang-orang yahudi mendatangi NAbi saw dan berkata,”kalau kamu seorang nabi, pergilah ke syam, sebab syam adalah tanah Mahsyar dan tanah para nabi.”Rasulullah membenarkan perkataan mereka sehingga beliau pergi ke perang tabuk hendak merebut syam. Sesampainya di Tabuk, Allah menurunkan ayat-ayat dari surat al-Isra setelah surat ini ditutup, ‘dan sungguh mereka hampir membuatmu gelisah..’ (17:76) Allah swt memerintahkan beliau kembali ke madinah dan berfirman,”disanalah tempatmu hidup, disana pula tempatmu mati dan disana pula tempatmu dibangkitkan (pada Hari kiamat). Jibril berkata kepada beliau,”mintalah kepada tuhanmu, sebab setiap Nabi punya permintaan”. Maka beliau bertanya, “kamu suruh aku minta apa?” ia menjawab dengan ayat 80 surat ini. Ayat-ayat ini turun sekembali dari Tabuk.
Riwayat ini mursal, sanadnya lemah, tapi ada penguat dari mursal said bin zubair yang diriwayatkan oleh Ibnu abi Hatim . orang-orang musyrik berkata kepada Nabi saw,’para nabi dahulu tinggal di syam. Mengapa kamu tinggal di madinah? Maka beliau berniat melihat syam, hingga turunlah ayat ini. Riwayat ini punya jalur lain yang mursal yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir bahwa yang mengatakan hal ini kepada beliau adalah sejumlah Yahudi.
Ayat 80
وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّاَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّاجْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا ٨٠
80. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Ya Tuhanku, masukkan aku (ke tempat dan keadaan apa saja) dengan cara yang benar, keluarkan (pula) aku dengan cara yang benar, dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(-ku).438)
438) Maksud doa ini adalah memohon kepada Allah Swt. agar kita memasuki suatu ibadah dan selesai darinya dengan niat yang baik dan penuh keikhlasan serta bersih dari riya dan dari sesuatu yang merusak pahala. Ayat ini juga mengisyaratkan kepada Nabi agar berhijrah dari Makkah ke Madinah. Ada juga yang memahami bahwa ayat ini berisi permohonan kepada Allah Swt. agar kita memasuki kubur dengan baik dan keluar darinya ketika hari Berbangkit dengan baik pula.
Asbabun Nuzul
At-tirmidzi meriwayatkan dari ibnu abbas bahwa Nabi saw dahulu tinggal di Mekah lelu diperintahkan berhijrah. Maka turunlah ayat ini. Ayat ini turun di mekah. Ibnu Mardawaih meriwayatkan dengan lafaz yang lebih jelas lagi.
Ayat 85
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا ٨٥
85. Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.”
Asbabun Nuzul
Al-Bukhari meriwayatkan dari ibnu masud. Ketika aku berjalan bersama Rasulullah di Madinah-beliau bertongkat sebatang pelepah kurma- dan berpapasan dengan sejumlah kaum yahudi, sebagian mereka berkata, bagaimana kalau kita menanyainya? Mreka pun bertanya,”ceritakanlah kepad kami tentang ruh?
Rasulullah berdiri beberapa saat sambil menengadahkan kepalanya. Aku tahu beliau sedang menerima wahyu. Setelah selesai beliau berucap dengan ayat ini.
At-tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang quraisy berkata kepada kaum yahudi, “berilah kami sesuatu untuk kami tanyakan kepada orang itu”. Orang Yahudi itu menjawab,’Tanyai dia tentang Ruh’ Maka mereka pun bertanya. Sehingga Alah menurunkan ayat ini. Ibnu katsir berkata, ‘ayat ini turun beberapa kali’, Demikian juga menurut ibnu hajar. Diamnya Nabi saw ketika ditanya oleh orang yahudi diartikan sebagai prediksi beliau akan turunnya tambahan penjelasan mengenai hal itu. Kalau tidak, maka riwayat bukhari lebih benar. Yang menguatkan hadis yang terdapat dalam riwayat bukhari adalah fakta bahwa perawinya hadir secara langsung dalam peristiwa tersebut.
Ayat 88
قُلْ لَّىِٕنِ اجْتَمَعَتِ الْاِنْسُ وَالْجِنُّ عَلٰٓى اَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لَا يَأْتُوْنَ بِمِثْلِهٖ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا ٨٨
88. Katakanlah, “Sungguh, jika manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang serupa dengan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat mendatangkan yang serupa dengannya, sekalipun mereka membantu satu sama lainnya.”
Asbabun Nuzul
ibnu ishaq dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari said atau ikrimah dari ibnu abbas bahwa nabi saw didatangi oleh Sallam bin misykam dan sejumlah yahudi lainnya. Mereka mengatakan, ‘bagaimana mungkin kami mnegikutimu, padahal kamu telah meninggalkan kiblat kami? Dan apa yang kamu bawa ini kami lihat tidak harmonis seperti keharmonisan taurat. Mak dari itu, turunkan kepada kami kitab yang kami kenal. Kalau tidak, kami kana mendatangkan kepadamu seperti kitab yang kamu bawa itu.” Maka Allah menurunkan ayat ini.
Ayat 90
وَقَالُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ لَكَ حَتّٰى تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الْاَرْضِ يَنْۢبُوْعًاۙ ٩٠
90. Mereka berkata, “Kami tidak akan percaya kepadamu (Nabi Muhammad) sebelum engkau membuat mata air yang memancar dari bumi untuk kami,
Asbabun Nuzul
Ibnu Jarir meriwayatkan dari ibnu Ishaq dari seorang kakek penduduk mesir dari ikrimah dari ibnu abbas bahwa utbah bin rabiah , abu sufyan, fulan dari bani abdud dar, abul bukhtari, al-aswad ibnul muththalib, zam’ah ibnul aswad, alwalid bin mughirah, abu jahal, Abdullah bin abi umayyah, umayyah bin khalaf, al-ash bin wail serta nabih dan munabbih berkumpul dan berkata,” hai Muhammad, kami tidak pernah menjumpai seseorang dari bangsa arab yang mendatangkan kepada kaumnya seperti apa yang kamu datangkan kepada kaummu. Kamu caci leluhur, kamu hina agama dan kamu cemooh tuhan-tuhan serta kamu pecah belah persatuan. Tidak ada satu pun perbuatan buruk yang tidak kamu lakukan. Kalu kamu membawa ajaran ini untuk mencari harta kekayaan, kami akan kumpulkan harta benda kami untukmu sehingga kamu menjadi orang terkaya diantara kami. Kalau yang kamu cari adalah kemuliaan, kami angkat dirimu menjadi pemimpin kami. Kalau kamu mau menjadi Raja, kami akan menobatkanmu menjadi raja kami. Kalau yang mendatangimu itu adalah mimpi yang membuatmu kesurupan, kami akan keluarkan harta kami untuk mencari obatnya untuk menyembuhkanmu dan kami pun akan maklum keadaanmu. Rasulullah menjawab,”aku tidak menghendaki apa yang kalian katakana, tapi Allah mengutusku kepada kalian sebagai Rasul, menurunkan kitab kepadaku, dan memerintahkan agar aku memberi peringatan dan kabar gembira keapda kalian.” Mereka berkata,” kalau kamu tidak menerima tawaran kami, kamu tahu bahwa manusia yang paling sempit negerinya dan paling sedikit hartanya serta paling sulit kehidupannya adalah kami. Karena itu, mintakan kepada tuhan yang mengutusmu agar dia menyingkirkan gunung-gunung itu yang mengurung kami, menghamparkan negeri kami, mengalirkan sungai-sungai seperti sungai di syam dan irak dan membangkitkan leluhur kami yang telah mati. Kalau kamun tidak melakukan hal itu, mintalah tuhanmu mendatangkan malaikat yang membenarkan apa yang kamu katakan. Mintalah kepadanya taman-taman, harta karun serta istana yang terbuat dari emas dan perak. Mintalah dia menjadikanmu kaya raya seperti yang kami lihat kamu menginginkannya, dimana kamu berdagang di pasar dan mencari nafkah. Kalau kamu tidak melakukannya, timpakan langit berkepingkeping atas kami sebagaimana kamu katakan bahwa kalau tuhanmu menghendaki maka Dia akan melakukannya. Kami tidak akan beriman kepadamu kecuali kamu melakukan hal tersebut.
Akhirnya Rasulullah bangkit menjauhi mereka. Beliau diikuti Abdullah bin umayyah, lalu dia berkata,”hai Muhammad, kaummu memberi tawaran kepadamu tapi kamu tidak menerimanya. Lalu mereka meminta beberapa hal untuk diri mereka agar mereka mengetahui kedudukanmu di sisi tuhanmu, tapi kamu tidak melaksanakannya. Kemudian mereka memintamu menimpakan azab yang kamu ancamkan kepada mereka. Demi allah, selamanya aku tidak akan beriman kepadamu kecuali jika kamu membuat tangga untuk mendaki langit dan aku melihatnya, hingga kamu tiba dilangit dan kembali sambil membawa kitab yang terbuka dan kamu diiringi nempat malaikat yang bersaksi bahwa kamu memang benar seperti apa yang kamu katakana.” Maka Rasulullah pergi dengan bersedih hati. Maka Allah menurunkan kepada beliau ucapan dia itu dalam ayat 90-93.
Said bin manshur meriwayatkan dalam sunannya dari said bin zubair mengenai ayat ini. Bahwa ayat ini turun mengenai saudara Ummu salamah, Abdullah bin abi umayyah. Riwayat ini mursal shahih, menjadi penguat riwayat sebelumnya dan menggantikan rawi yang misterius dalam sanadnya.
Ayat 110
قُلِ ادْعُوا اللّٰهَ اَوِ ادْعُوا الرَّحْمٰنَۗ اَيًّا مَّا تَدْعُوْا فَلَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا ١١٠
110. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah ‘Allah’ atau serulah ‘Ar-Raḥmān’! Nama mana saja yang kamu seru, (maka itu baik) karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaulhusna). Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) salatmu dan janganlah (pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara (kedua)-nya!”
Asbabun Nuzul
Ibnu Mardawaih dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari di Mekah Rasulullah berdoa, “Ya Allah ya Rahman”. Maka orang-orang musyrik berkata,’lihatlah orang murtad ini, dia melarang kita berdoa kepada dua tuhan sedangkan dia sendiri berdoa kepada dua tuhan.” Maka Allah menurunkan ayat ini. Al-Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmannya,”… dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalat…”. Ayat ini turun ketika Rasulullah masih dalam tahap dakwah sirriyah di Mekah. Saat itu apabila shalat dengan para sahabat, beliau membaca al-Quaran dengan keras. Orang-orang quaisy pun mencacinya dan mencaci Allah karena bacaan yang keras itu. Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah bahwa ayat ini teurn tentang doa. Ibnu Jarir meriwayatkan hal serupa dari Ibnu Abbas. Kemudian mentarjih riwayat yang pertama karena sanadnya lebih shahih. Demikian pula an-Nawawi dan lainnya mentarjih. Al-Hafiz ibnu hajar berkata,” akan tetapi bias pula kedua riwayat dikompromikan, yaitu ayat ini turun mengenai doa dalam shalat. Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari abu hurairah. Rasulullah apabila shalat di dekat ka’bah mengucapkan doa dengan suara keras. Maka turunlah ayat ini .
Ibnu jarir dan al-Hakim meriwayatkan dari aisyah. Ayat ini turun tengtang Tasyahuud. Riwayat ini menjelaskan maksud aisyah dalam riwayat sebelumnya.
Ibnu manii’ dalam musnadnya menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas bahwa dahulu kaum muslimin mengucapkan doa dengan suara lantang, “Ya Allah berilah aku rahmat”. Maka turunlah ayat ini, memerintahkan mereka agar tidak terlalu perlahan dan tidak terlalu keras dalam berdoa.
Ayat 111
وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا ࣖ ١١١
111. Katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mengangkat seorang anak, tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya, dan tidak memerlukan penolong dari kehinaan! Agungkanlah Dia setinggi-tingginya!”
Asbabun Nuzul
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi bahawa orang Yahudi dan Nasrani mengatakan, “Allah mempunyai anak”. Sementar orang arab mengatakan, “kami penuhi panggilanmu tiada sekut bagimu kecuali sekutu-Mu; engkau memilikinya dan apa yang ia miliki.” Sedangkan Shaabi’I dan Majusi berkata, “Kalau bukan karena para wali allah, niscaya Dia jadi hina.” Mak Allah menurunkan ayat ini.