MASIGNASUKAv102
1212694102616477524

16. Surat An-Nahl

Ayat 1

اَتٰىٓ اَمْرُ اللّٰهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْهُ ۗسُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ ١

1.  Ketetapan Allah411) pasti datang. Maka, janganlah kamu meminta agar dipercepat (kedatangan)-nya. Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.

411) Ketetapan Allah Swt. yang dimaksud adalah hari Kiamat yang telah diperingatkan kepada orang musyrik.

Asbabun Nuzul

Ibnu mardawaih meriwayatkan dari ibnu abbas. Ketika turun ayat,”ketetapan Allah pasti datang..” para sahabat merasa ketakutan, hingga turun ayat. Akhirnya mereka pun terdiam.

Abdullah bin Imam ahmad dalam zawaid azzuhud, ibnu jarir dan ibnu abi hatim meriwayatkan dari abu bakar bin abi hafsh. Ketika turun, “ketetapan Allah pasti datang…” mereka serentak berdiri, maka turunlah , “….maka janganlah kamu meminta agar dipercepat(datang)nya…”


Ayat 38

وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْۙ لَا يَبْعَثُ اللّٰهُ مَنْ يَّمُوْتُۗ بَلٰى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ ٣٨

38.  Mereka sungguh-sungguh bersumpah dengan (nama) Allah, “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.” Bukan demikian (justru Allah pasti akan membangkitkannya). (Yang demikian ini) adalah janji yang pasti Dia penuhi, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

Asbabun Nuzul

ibnu jarir dan ibnu abi hatim meriwayatkan dari abul aliyah bahwa dahulu ada salah seorang muslim yang memberi utang kepada seorang musyrik, lalu ia datang meminta pelunasan. Diantara yang ia katakan adalah ,” dan yang aku harap setelah mati adalah begini dan begitu”. Si Musyrik pun menyahut, “kamu menyangka bahwa kamu akan dibangkitkan setelah mati? Lalu ia bersumpah dengan sungguh-sungguh, “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati. Maka turunlah ayat ini.


Ayat 41

وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا فِى اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوْا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ۗوَلَاَجْرُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَۙ ٤١

41.  Orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui,

Asbabun Nuzul

Ibnu jarir meriwayatkan dari dawud bin abi hind. Ayat ini dan setelahnya turun tentang abu jandal bin suhail.


Ayat 75-76

۞ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا عَبْدًا مَّمْلُوْكًا لَّا يَقْدِرُ عَلٰى شَيْءٍ وَّمَنْ رَّزَقْنٰهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنْفِقُ مِنْهُ سِرًّا وَّجَهْرًاۗ هَلْ يَسْتَوٗنَ ۚ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ ٧٥ وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا رَّجُلَيْنِ اَحَدُهُمَآ اَبْكَمُ لَا يَقْدِرُ عَلٰى شَيْءٍ وَّهُوَ كَلٌّ عَلٰى مَوْلٰىهُ ۗ اَيْنَمَا يُوَجِّهْهُّ لَا يَأْتِ بِخَيْرٍ ۖهَلْ يَسْتَوِيْ هُوَۙ وَمَنْ يَّأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَهُوَ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ࣖ ٧٦

75.  Allah membuat perumpamaan seorang hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu, dengan seorang yang Kami anugerahi rezeki yang baik dari Kami. Lalu, dia menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan. Apakah mereka itu sama? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. 76.  Allah (juga) membuat perumpamaan dua orang laki-laki, yang seorang bisu tidak dapat berbuat sesuatu sehingga dia menjadi beban penanggungnya. Ke mana saja disuruh (oleh penanggungnya itu), dia sama sekali tidak dapat mendatangkan suatu kebaikan. Apakah sama orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat adil dan dia berada di jalan yang lurus?

Asbabun Nuzul

Ibnu jarir meriwayatkan dari ibnu abbas . Ayat ini turun tentang seorang laki-laki dari Quarisy dan budaknya tentang firmannya. “…dan dua orang laki-laki yang seorang bisu..”(16:76) ia berkata, ayat ini turun tentang usman bin affan dengan seorang bekas budaknya yang membenci Islam serta melarangnya bersedekah dan berbuat kebaikan.


Ayat 84

وَيَوْمَ نَبْعَثُ مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا ثُمَّ لَا يُؤْذَنُ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُوْنَ ٨٤

84. (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghadirkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat. Kemudian, orang-orang yang kufur tidak diizinkan (untuk membela diri) dan tidak (pula) dibolehkan memohon ampunan.

Asbabun Nuzul

Ibnu abi hatim meriwayatkan dari mujahid bahwa seorang arab badui mendatangi NAbi saw dan meminta suatu pemberian kepada beliau. Nabi saw membacakan kepadanya, “dan allah menajadikan rimah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal…”(16:80) si badui berkata,”Ya” lalu beliau membacakan lagi ayat tadi. Si baduy menjawab lagi “Ya”. Hingga bacaan beliau sampai pada..”… demikianlah Allah menyempurnakan nikmatNya padamu…”(16:81). Maka pergilah si Baduy. Lalu allah menurunkan ayat ini


Ayat 91

وَاَوْفُوْا بِعَهْدِ اللّٰهِ اِذَا عَاهَدْتُّمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْاَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللّٰهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ ٩١

91.  Tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji. Janganlah kamu melanggar sumpah(-mu) setelah meneguhkannya, sedangkan kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Asbabun Nuzul 

Ibnu jarir meriwayatkan dari buraidah. Ayat ini turun tentang baiat Nabi saw.


Ayat 92

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًاۗ تَتَّخِذُوْنَ اَيْمَانَكُمْ دَخَلًا ۢ بَيْنَكُمْ اَنْ تَكُوْنَ اُمَّةٌ هِيَ اَرْبٰى مِنْ اُمَّةٍ ۗاِنَّمَا يَبْلُوْكُمُ اللّٰهُ بِهٖۗ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ مَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ ٩٢

92.  Janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali. Kamu menjadikan sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu karena ada (kecenderungan memihak kepada) satu golongan yang lebih banyak kelebihannya (jumlah, harta, kekuatan, pengaruh, dan sebagainya) daripada golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu dan pasti pada hari Kiamat Allah akan menjelaskan kepadamu apa yang selalu kamu perselisihkan.

Asbabun Nuzul

Ibnu abi hatim meriwayatkan dari abu bakar bin abi Hafs. Sa’idah al-asadiyah adalah wanita gila, mengumpulkan rambut dan serat tanaman. Maka turunlah ayat ini.


Ayat 103

وَلَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّهُمْ يَقُوْلُوْنَ اِنَّمَا يُعَلِّمُهٗ بَشَرٌۗ لِسَانُ الَّذِيْ يُلْحِدُوْنَ اِلَيْهِ اَعْجَمِيٌّ وَّهٰذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُّبِيْنٌ ١٠٣

103.  Sungguh, Kami benar-benar mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) hanyalah diajarkan kepadanya (Nabi Muhammad) oleh seorang manusia.” Bahasa orang yang mereka tuduh (bahwa Nabi Muhammad belajar kepadanya) adalah bahasa ajam (bukan bahasa Arab). Padahal, ini (Al-Qur’an) adalah bahasa Arab yang jelas.

Asbabun Nuzul

Ibnu jarir meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari ibnu abbas bahwa Rasulullah dahulu mengenal biduan di Mekah bernama Bal’am, seorang yang berbahasa asing. Orang-orang musyrik melihat Rasulullah keluar-masuk rumahnya, maka mereka berkata, “dia diajari oleh Bal’am. Maka allah menurunkan ayat ini.

Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari jalur hashin dari Abdullah bin Muslim alhadhrami. Dahulu kami punya dua budak, bernama Yasar dan Jabr, keduanya dari sasilia. Mereka membaca kitab dan mengajarkan isinya. Rasulullah kadang lewat di dekat mereka dan mendengar bacaan mereka. Maka turunlah ayat ini.


Ayat 106 -110

مَنْ كَفَرَ بِاللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِهٖٓ اِلَّا مَنْ اُكْرِهَ وَقَلْبُهٗ مُطْمَىِٕنٌّۢ بِالْاِيْمَانِ وَلٰكِنْ مَّنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗوَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ١٠٦ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا عَلَى الْاٰخِرَةِۙ وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ ١٠٧ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ طَبَعَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَاَبْصَارِهِمْۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ ١٠٨ لَا جَرَمَ اَنَّهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ ١٠٩ ثُمَّ اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيْنَ هَاجَرُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا فُتِنُوْا ثُمَّ جَاهَدُوْا وَصَبَرُوْاۚ اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ ١١٠

106.  Siapa yang kufur kepada Allah setelah beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa (mengucapkan kalimat kekufuran), sedangkan hatinya tetap tenang dengan keimanannya (dia tidak berdosa). Akan tetapi, siapa yang berlapang dada untuk (menerima) kekufuran, niscaya kemurkaan Allah menimpanya dan bagi mereka ada azab yang besar. 107.  Yang demikian itu disebabkan mereka lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat dan sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. 108.  Mereka itulah orang-orang yang Allah kunci hati, pendengaran, dan penglihatannya. Mereka itulah orang-orang yang lalai. 109.  Tidak diragukan bahwa merekalah orang-orang yang rugi di akhirat.  110.  Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (adalah pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah setelah menderita cobaan. Lalu, mereka berjihad dan bersabar. Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Asbabun Nuzul

Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari ibnu abbas bahwa ketika Nabi saw hendak berhijrah ke madainah, orang-orang musyrik menangkap bilal, khabbab dan Ammar bin Yasir. Ammar terpaksa mengucapkan kalimat yang menyenangkan mereka demi menjaga nyawanya. Ketika kembali kepada Rasulullah, ia menceritakan hal itu. Rasulullah bertanya,”Bagaimana hatimu ketika mengucapkan perkataan itu? Apakah hatimu setuju dengan paa yang kau ucapkan? Ia menjawab, “Tidak”. Maka turunlah ayat ini

Ibnu abi Hatim juga meriwayatkan dari mujahid. Ayat ini turun tentang bebrapa penduduk mekah yang telah beriman, lalu sejumlah sahabat di madinah menulis surat kepada mereka agar mereka berhijrah. Mereka pun pergi menuju Madinah. Tapi ditengah perjalanan mereka disusul sekelompok quraisy dan dipaksa keluar dari islam sehingga menjadi kafir dalam keadaan terpaksa.

Ibnu saad meriwayatkan dalam Thabaqat dari umar ibnul hakam. Ammar bin yasir, Shuhaib dan Abu fakihah disiksa hingga tidak sadar atas ucapan mereka. Demikian juga Bilal, Amir bin Furaihah dan yang lainnya. Maka turunlah ayat,”kemudian Tuhanmu (pelindung) bagi orang yang berhijrah setelah menderita cobaan…(16:110)


Ayat 126

وَاِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوْا بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ بِهٖۗ وَلَىِٕنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصّٰبِرِيْنَ ١٢٦

126.  Jika kamu membalas, balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Sungguh, jika kamu bersabar, hal itu benar-benar lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

Asbabun Nuzul

Al-Hakim, al-Baihaqi dalam ad-dalail dan alBazzar meriwayatkan dari abu hurairah bahwa Rasulullah berdiri di dekat Hamzah yang telah mati syahid dengan tubuh yang telah tercabik-cabik musuh. Beliau berkata,”sungguh aku akan mencabik-cabik 70 orang dari mereka sebagai pembalasanmu”. Maka jibril turun membawa bagian akhir surat an-anhl, “dan jika kamu membalas maka balaslah dengan yang sama…” sampai akhir surat. Maka Rasulullah tidak jadi melaksanakan niatnya.

At-Tirmidzi meriwayatkan dari ubai bin ka’ab dan dinyatakan hasan oleh alhakim. Pada waktu perang uhud. 64 anshar dan 6 muhajirin gugur. Diantaranya terdapat hamzah. Jenazah mereka dicabik-cabik musuh. Orang Anshar berkata,’lain kesempatan kita akan tunjukan kepada mereka bahwa kita pun dapat mencabik-cabik mayat mereka.’ Lalu pada hari Fathul Makkah Allah menurunkan ayat ini. Ibnul Hashshar mengatakan bahwa pertama kali ayat ini turun di Mekah, lalu turun kedua kalinya di uhud dan turun lagi ketiga kalinya pada Fathul Makkah, sebagai peringatan Allah bagi Hamba-Nya.